Selasa, 16 Juni 2009

PENDIDIKAN YANG MENJADI BOOMERANG.


Dapat kiriman tulisan dari rekan kerja yah saya sharing aja di blog ini pa tau belum semua dapat atau belum pernah membacanya,...walah kacau juga klo kaya gini yah..yah silahkan di simak atau di baca selanjutnya...mongg mas..

Ternyata 1 ONS BUKAN 100 GRAM

Seorang teman saya yang bekerja pada sebuah perusahaan asing, di PHK akhir
tahun lalu. Penyebabnya adalah kesalahan menerapkan dosis pengolahan limbah,
yang telah berlangsung bertahun-tahun. Kesalahan ini terkuak ketika seorang
pakar limbah dari suatu negara Eropa mengawasi secara langsung proses
pengolahan limbah yang selama itu dianggap selalu gagal. Pasalnya adalah,
takaran timbang yang dipakai dalam buku petunjuknya menggunakan satuan pound
dan ounce. Kesalahan fatal muncul karena yang bersangkutan mengartikan 1
pound = 0,5 kg. dan 1 ounce (ons) = 100 gram, sesuai pelajaran yang ia
terima dari sekolah. Sebelum PHK dijatuhkan, teman saya diberi tenggang
waktu 7 hari untuk membela diri dgn. cara menunjukkan acuan ilmiah yang
menyatakan 1 ounce (ons) = 100 g. Usaha maksimum yang dilakukan hanya bisa
menunjukkan Kamus Besar Bahasa Indonesia yang mengartikan ons(bukan ditulis
ounce) adalah satuan berat senilai 1/10 kilogram. Acuan lain termasuk
tabel-tabel konversi yang berlaku sah atau dikenal secara internasional
tidak bisa ditemukan.

SALAH KAPRAH YANG TURUN-TEMURUN.

Prihatin dan penasaran atas kasus diatas, saya mencoba menanyakan hal ini
kepada lembaga yang paling berwenang atas sistem takar-timbang dan ukur di
Indonesia, yaitu Direktorat Metrologi . Ternyata, pihak Dir. Metrologi pun
telah lama melarang pemakaian satuan ons untuk ekivalen 100 gram.
Mereka justru mengharuskan pemakaian satuan yang termasuk dalam Sistem
Internasional (metrik) yang diberlakukan resmi di Indonesia. Untuk ukuran
berat, satuannya adalah gram dan kelipatannya. Satuan *Ons bukanlah bagian
dari sistem metrik* ini dan untuk menghilangkan kebiasaan memakai satuan ons
ini, Direktorat Metrologi sejak lama telah memusnahkan semua anak timbangan
(bandul atau timbal) yang bertulisan "ons" dan "pound".

Lepas dari adanya kebiasaan kita mengatakan 1 ons = 100 gram dan 1 pound =
500 gram, ternyata *tidak pernah ada acuan sistem takar-timbang legal* atau
pengakuan internasional atas satuan ons yang nilainya setara dengan 100
gram. Dan dalam sistem timbangan legal yang diakui dunia internasional, *tidak
pernah dikenal adanya satuan ONS khusus **Indonesia**.* Jadi, hal ini adalah
suatu kesalahan yang diwariskan turun-temurun. Sampai kapan mau dipertahankan ?

BAGAIMANA KESALAHAN DIAJARKAN SECARA RESMI ?

Saya sendiri pernah menerima pengajaran salah ini ketika masih di bangku
sekolah dasar. Namun, ketika saya memasuki dunia kerja nyata, kebiasaan
salah yang nyata-nyata diajarkan itu harus dibuang jauh karena akan
menyesatkan.

Beberapa sekolah telah saya datangi untuk melihat sejauh mana penyadaran
akan penggunaan sistem takar-timbang yang benar dan sah dikemas dalam materi
pelajaran secara benar, dan bagaimana para murid (anak-anak kita) menerapkan
dalam hidup sehari-hari. Sungguh memprihatinkan. Semua sekolah mengajarkan
bahwa 1 ons = 100 gram dan 1 pound = 500 gram, dan anak-anak kita pun
menggunakannya dalam kegiatan sehari-hari. "Racun" ini sudah tertanam
didalam otak anak kita sejak usia dini.

Dari para guru, saya mendapatkan penjelasan bahwa semua buku pegangan yang
diwajibkan atau disarankan oleh Departemen Pendidikan Indonesia mengajarkan
seperti itu. Karena itu, tidaklah mungkin bagi para guru untuk melakukan
koreksi selama Dep. Pendidikan belum merubah atau memberi-kan petunjuk
resmi.

TANGGUNG JAWAB SIAPA ?

Maka, bila terjadi kasus-kasus serupa diatas, Departemen Pendidikan kita
jangan lepas tangan. Tunjukkanlah kepada masyarakat kita terutama kepada
para guru yang mengajarkan kesalahan ini, salah satu alasannya agar tidak
menjadi beban psikologis bagi mereka ;

*"acuan sistem timbang legal yang mana yang pernah diakui / diberlakukan
secara internasional , yang menyatakan bahwa :

*1 ons adalah 100 gram, 1 pound adalah 500 gram."?*

Kalau Dep. Pendidikan tidak bisa menunjukkan acuannya, mengapa hal ini
diajarkan secara resmi di sekolah sampai sekarang ?

Pernahkan Dep. Pendidikan menelusuri, dinegara mana saja selain
Indonesia berlaku konversi 1 ons = 100 gram dan 1 pound = 500 gram ?

Patut dipertanyakan pula, bagaimana tanggung jawab para penerbit buku
pegangan sekolah yang melestarikan kesalahan ini ?

Kalau Dep. Pendidikan mau mempertahankan satuan *ons yang keliru* ini,
sementara pemerintah sendiri melalui Direktorat Metrologi melarang pemakaian
satuan "ons" dalam transaksi legal, maka konsekwensinya ialah harus dibuat
sistem baru timbangan Indonesia (versi Depdiknas). Sistem baru inipun harus
diakui lebih dulu oleh dunia internasional sebelum diajarkan kepada
anak-anak. Perlukah adanya sistem timbangan Indonesia yang konversinya
adalah 1 ons *(Depdiknas)* = 100 gram dan 1 pound *(Depdiknas)* = 500 gram.
? Bagaimana "Ons dan Pound (Depdiknas)" ini dimasukkan dalam sistem metrik
yang sudah baku diseluruh dunia ? Siapa yang mau pakai ?.


HENTIKAN SEGERA KESALAHAN INI.

Contoh kasus diatas hanyalah satu diantara sekian banyak problema yang
merupakan akibat atau korban kesalahan pendidikan. Saya yakin masih banyak
kasus-kasus senada yang terjadi, tetapi tidak kita dengar. Salah satu contoh
kecil ialah, banyak sekali ibu-ibu yang mempraktekkan resep kue dari buku
luar negeri tidak berhasil tanpa diketahui dimana kesalahannya.

Karena ini kesalahan pendidikan, masalah ini sebenarnya merupakan masalah
nasional pendidikan kita yang mau tidak mau harus segera dihentikan.

Departemen Pendidikan tidak perlu malu dan basa-basi diplomatis mengenai hal
ini. Mari kita pikirkan dampaknya bagi masa depan anak-anak Indonesia.
Berikan teladan kepada bangsa ini untuk tidak malu memperbaiki kesalahan.

Sekalipun hanya untuk pelajaran di sekolah, dalam hal Takar-Timbang-Ukur,
Dep. Pendidikan tidak memiliki supremasi sedikitpun terhadap Direktorat
Metrologi sebagai lembaga yang paling berwenang di Indonesia. Mari kita
ikuti satu acuan saja, yaitu Direktorat Metrologi.

Era Globalisasi tidak mungkin kita hindari, dan karena itu anak-anak kita
harus dipersiapkan dengan benar. Benar dalam arti landasannya, prosesnya,
materinya maupun arah pendidikannya. Mengejar ketertinggalan dalam hal
kualitas SDM negara tetangga saja sudah merupakan upaya yang sangat berat.
Janganlah malah diperberat dengan *pelajaran sampah* yang justru bakal
menyesatkan. Didiklah anak-anak kita untuk mengenal dan mengikuti aturan dan
standar yang berlaku SAH dan DIAKUI secara internasional, bukan hanya yang
rekayasa lokal saja. Jangan ada lagi korban akibat pendidikan yang salah.
Kita lihat yang nyata saja, berapa banyak TKI diluar negeri yang berarti
harus mengikuti acuan yang berlaku secara internasional.

ACUAN MANA YANG BENAR ?

Banyak sekali literatur, khususnya yang dipakai dalam dunia tehnik, dan
juga ensiklopedi ternama seperti Britannica, Oxford, dll. menyajikan tabel-tabel konversi yang tidak perlu diragukan lagi.

Selain pada buku literatur, tabel-tabel konversi semacam itu dapat dijumpai
dengan mudah di-dalam buku harian / diary/agenda yang biasanya diberikan
oleh toko atau produsen suatu produk sebagai sarana promosi.

*Salah satu* konversi untuk satuan berat yang umum dipakai SAH secara
internasional adalah sistem avoirdupois / avdp. (baca : averdupoiz).

1 ounce/ons/onza = 28,35 gram *(bukan 100 g.)*

1 pound = 453 gram *(bukan 500 g.)*

1 pound = 16 ounce *(bukan 5 ons)*

Bayangkan saja, bagaimana jadinya kalau seorang apoteker meracik resep
obat yang seharusnya hanya diberi 28 gram, namun diberi 100 gram.
Apakah kesalahan semacam ini bisa di kategorikan sebagai malapraktek ?
Pelajarannya memang begitu, kalau murid tidak mengerti, dihukum !!! Jadi, kalau
malapraktik, logikanya adalah tanggung jawab yang mengajarkan. (*ini hanya
gambaran / ilustrasi salah satu akibat yang bisa ditimbulkan, bukan kejadian
sebenarnya, tetapi dalam bidang lain banyak sekali terjadi)*

KALAU BUKAN KITA YANG MENYELAMATKAN - LALU SIAPA ?

Melalui tulisan ini saya ingin mengajak semua kalangan, baik kalangan
pemerintah, akademis, profesi, bisnis / pedagang, sekolah dan orang tua dan
juga yang lainnya untuk ikut serta mendukung penghapusan satuan "ons dan
pound yang keliru" dari kegiatan kita sehari-hari. Pengajaran sistem timbang
dgn. satuan Ounce dan Pound seharusnya diberikan sebagai pengetahuan
disertai kejelasan asal-usul serta *rumus konversi yang benar*. Hal ini
untuk membuang kebiasaan salah yang telah melekat dalam kebiasaan kita, yang
bisa mencelakakan / menyesatkan anak-anak kita, generasi penerus bangsa ini.

Bila anda ragu-ragu terhadap kebenaran tulisan ini, silahkan menanyakannya
langsung kepada Direktorat Metrologi atau Balai Metrologi setempat dikota
anda berada.

Terima kasih saya ucapkan kepada anda yang peduli dan mau berpar-tisipasi
menyelamatkan masa depan anak-anak **Indonesia**. Semoga Tuhan memberkati
upaya ini, yang kita lakukan dengan tulus ikhlas tanpa pamrih sedikitpun.

Ditengah orang-orang waras, dia yang lain sendiri dianggap gila.

Ditengah orang-orang gila, dia yang waras justru dianggap gila.

Memang banyak orang yang benar, tetapi jangan diartikan bahwa yang diikuti
banyak orang itulah yang pasti dan selalu benar.


Tidak ada komentar: